Cerpen – Catatan Seorang Direktur Muda
Banyak orang mendambakan untuk
menjadi seorang direktur. Banyak pula orang duduk di kursi
kepemimpinan, namun mereka bukan seorang direktur atau pemimpin yang
handal.
Sebuah kepemimpinan atau manajemen, bukanlah sedekar ilustrasi dari
suatu perkara yang tengah terjadi. Melainkan, kepemimpinan atau
manajemen itu sebuah kenyataan yang tengah terjadi. Mungkin
ungkapan-ungkapan tidak akan berperan banyak dalam mengekspresikan suatu
tindakan.Sebut saja BUNGA. Bunga adalah seorang direktur muda di salah satu perusahaan. Di samping memang umurnya masih belia, jiwanya juga layaknya anak muda yang penuh gairah dan semangat. Kendati demikian ia sama sekali belum berpengalaman dalam bekerja apalagi menjadi seorang pemimpin. Awal dipilihnya ia menjadi seorang direktur sebenarnya ia tidak yakin dirinya mampu mengemban jabatan itu karena ia baru saja lulus dari bangku perkuliahan dan belum berpengalaman. Menurutnya, jabatan yang di embannya itu memiliki banyak resiko dan tanggungjawab yang besar. Ia pun ragu akan berhasil membawa perusahaan tersebut bisa maju dan berkembang. Namun, lambat laun seiring waktu berjalan kepercayaan dirinya muncul bahwa ia akan mampu mengembangkan perusahaan yang dibawahinya tersebut. Keyakinan dan semangatnya kian kuat mana kala perusahaan yang dipegang mulai ada peningkatan pendapatan secara signifikan. Hari demi hari ia lalui sebagai seorang direktur muda yang penuh percaya diri. Walaupun kadang kala sifat labil layaknya anak muda yang lebih mementingkan kesenangannya masih terlihat begitu kental, namun sifatnya yang koleris mendukung untuk menjadikannya pimpinan yang memiliki visi dan misi bahkan ambisinya yang besar untuk memajukan perusahaan. Hingga suatu ketika terjadi masalah besar di perusahaannya. Dengan umur yang tergolong masih muda serta minim pengalaman, ia harus dihadapkan dengan persoalan yang berat dalam kancah dunia kepemimpinan. Bunga harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang dimana secara tidak langsung bertanggungjawab terhadap nasib seluruh karyawan dan pelanggannya. Beban moral yang ada dipundaknya mengenai persoalan tersebut membuatnya down dan stress tingkat tinggi. Walaupun ia sudah terbiasa ditimpa masalah dalam hidup namun permasalahan kali ini benar-benar membuatnya sedikit depresi. Seperti tamparan baginya ketika melihat karyawannya menaruh harapan yang besar padanya agar persoalan bisa segera terselesaikan. Nasib karyawan bahkan pelanggannya benar-benar ada ditangannya. Setiap hari ia di telepon bahkan didatangi kerumah oleh pelanggan yang menaruh harapan kepadanya. Sedangkan ia tidak bisa berbuat banyak karena keputusan sudah dibuat. Dan seperti pukulan yang keras baginya ketika para koleganya tertawa di atas angin karena menikmati kejatuhannya.
Dalam kondisi tersebut Bunga tidak dapat berbicara banyak mengenai persoalannya itu kepada keluarganya. Pantang baginya untuk bercerita kepada keluarganya karena ia tidak ingin membebani keluarganya dengan ikut memikirkan masalah perusahaannya. Ia berusaha menulis kegundahannya di sosial media, berharap dari sekian temannya ada yang peka dan mendatanginya. Sebenarnya ia tidak ingin membicarakan permasalahannya, ia hanya ingin ada seorang teman yang menemaninya sekadar untuk mengobrol hal lain dan memberikan dukungan moral terhadapnya. Namun, malang nasibnya karena kenyataannya tak ada satupun teman yang datang untuk sekedar menemaninya. Karena ia juga belum menemukan Mr. Right-nya, maka dari itu ia merasakan kesedihan dan kesepian yang teramat dalam. Beban berat hanya bisa dipikulnya seorang diri.
Sebenarnya ujian yang berat seperti itu bukan yang pertama kali dialaminya. Sebelumnya ia sudah pernah melalui berbagai ujian hidup yang sama beratnya. Berbagai tempaan silih berganti menempanya. Beruntung ia masih bersama Tuhannya. Ia masih memiliki keyakinan bahwa selalu ada hikmah dibalik cobaan yang berat. Ia juga memegang prinsip filosofi bola bekel dalam menyikapi persoalan ini, yaitu dimana semakin dipukul keras kebawah maka semakin tinggi bola itu melambung.
Keyakinan yang tertanam adalah kesuksesannya di masa depan. Harapannya saat ini menjadi direktur yang handal dan selalu memikirkan kesejahteraan karyawannya. Ia bercita-cita kelak tak hanya menjadi direktur profesional melainkan direktur sungguhan yang membawahi perusahaannya sendiri.
sumber : http://hezaffleck.wordpress.com/cerpen-catatan-seorang-direktur-muda/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar