II.
ACTUATING
MANAJEMEN
A.
Actuating
(Pengarahan atau Penggerakan)
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R.
Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Penggerakan
adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan
orang-orang agar orang-orang tersebut mau dan suka bekerja. Berdasarkan
pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan penggerakan (actuateng) sangat
penting, karena penggerakan berfungsi untuk menggerakan fungsi - fungsi
manajemen yang lain, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan. 55 Menggerakan orang - orang agar mau dan suka bekerja mempunyai
arti bagimana menjadikan para pegawai sadar akan tugas dan kewajiban serta
bertanggung jawa atas tugas yang dibebankan kepadanya tanpa menunggu perintah
dari siapapun.
Faktor - faktor penting dalam keberhasilan
penggerakan
Fungsi penggerakan
tidak sekedar pekerjaan mekanis (mesin, elektronik) karena manusia bukanlah
robot, oleh karenanya diperlukan factor - faktor pendukung, seperti :
a. Segi
Organisasi
Terdapat
peraturan – peraturan Maksudnya adalah adanya ketentuan - ketentuan yang
memberi kemungkinan adanya kepastian perkembangan organisasi baik ke dalam
maupun ke luar.
Terdapat
fasilitas – fasilitas Maksudnya adalah fasilitas - fasilitas perangkat lunak
atau perangkat keras yang diperlukan untuk gerak organisasi yang didasarkan
atas pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan untuk memenuhi aspek
kuantitas dan kualitas.
Terdapat
sarana komunikasi yang memadai Sarana komunikasi yang memadai adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima informasi, misalnya
telepon, internet, mimbar, publikasi, journal dan sebagainya.
Terdapat kader - kader pemimpin
Terdapat kader -
kader pimimpin artinya bahwa untuk mendapatkan pimpinan yang jelas dan tegas
ruang lingkup kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam organisasi untuk
memotivasi gerak organisasi kearah yang sesyai tujuan organisasi.
b. Segi
Pemimpin
1.
Wewenang
Wewenang
maksudnya adalah pemimpin harus memahami akan tugas dan wewenang yang
diembannya (delegation of authority) dengan memperhatikan hal - hal sebagai
berikut :
-
Antara tugas dan wewenang harus memperhatikan hukum
keseimbangan (equilibrium).
- Wewenang harus dipertanggungjawabkan pada
jalur organisasi tertentu.
- Pembatasan waktu memegang jabatan memimpin,
untuk menghindari teori absolutism kekuasaan.
2.
Memiliki kelebihan - kelebihan
Maksudnya
adalah suatu keadaan tertentu yang dimiliki seseorang dan tidak terdapat
pada orang lain,
kelebihan tersebut antara lain :
- Kelebihan dalam pikiran dan rasio
- Kelebihan dalam fisik dan rohaniah.
3.Memiliki
sifat - sifat kepemimpinan
Menurut
Ord Way Tead dalam bukunya “ The Art of Leadership”, menyebutkan sifat – sifat yang
harus dimiliki pemimpin adalah :
-
Energi jasmani dan rokhani (physical and nerveus
energy)
- Semangat untuk mencapai tujuan (a sence of
purpose an direction)
- Ramah dan penuh perasaan ( frend lyness and
effection)
- Integritas (integrity)
- Kecakapan teknis ( technical skill)
- Mudah mengambil keputusan (decisive ness)
- Cerdas (intelligence)
- Kecakapan mengajar (teaching skill)
- Keyakinan (faith)
4.
Memahami teknik - teknik kepemimpinan
Teknik
- teknik kepemimpinan dimaksudkan suatu cara atau metode yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan penggerakan sehinggah pekerja melakukan pekerjaan dengan sebaik
baiknya. Teknik kepemimpinan dapat digolongkan dalam 2 golongan, yaitu :
1. Teknik
kepemimpinan pokok, yaitu teknik - teknik dasar pokok yang dapat digunakan
untuk berbagai
macam kepemimpinan, antara lain :
b. Teknik human
relation
c. Teknik untuk
menjadi teladan.
2.
Teknik kepemimpinan khusus adalah teknik kepemimpinan untuk menggerakan orang- orang
agar supaya suka dan dapat bekerja, tediri atas :
1.Teknik persuasif
dalam memberikan perintah.
2.Teknik
menggunakan sistem komunikasi yang cocok.
3.Teknik
memberikan fasilitas - fasilitas.
C
. Segi Pegawai
Pegawai
yang akan digerakkan harus mempunyai kemampuan untuk menerima dan memahami apa
yang diberikan pimpinan baik petunjuk, bimbingan ataupun perintah, kemampuan itu
antara lain :
1. Memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai Pengetahuan dan keterampilan mutlak
harus dipunyai oleh pegawai, terutama yang berkaitan dengan organisasi tempat
bekerja.
2. Memiliki
pandangan bahwa pengabdian adalah untuk organisasi, masyarakat dan negara bukan
kepada pimpinan. Ada kemungkinan bahwa pegawai baru mau bekerja bila diawasi
oleh pimpinannya, bila pimpinan tidak ada maka pegawai akan malas - malasan.
Ada juga pegawai yang baru bekerja bila ada perintah dari pimpinan, bila tidak ada
perintah sama sekali tida ada inisiatif untuk bekerja.
3. Mau
dipimpim, maksudnya adalah pegawai mempunyai rasa kesadaran, rasional dan terarah
pada pengabdian yang seluas - luasnya, dan bukan karena terpaksa. Hal ini juga
penting bagi pemimpin, bahwa kepemimpinan bukan diarahkan untuk menguasai
pegawai, tetapi pegawai tetap dibimbing sampai ke tingkat kesadaran tanggung
jawab yang diinginkan.
4. Terpeliharanya
tim kerja, maksudnya bahwa untuk berhasilnya fungsi penggerakan harus tetap
terpeliharanya kekompakan tim kerja, tim kerja harus kokoh dan kuat baik
kualitas maupun kuantitas ataupun baik fisik maupun batiniah. Kesamaan
pandangan tentang organisasi akan tetap terpeliharanya tim kerja.
B.
Pentingnya
Actuating
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.
Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut
memberikan manfaat bagi dirinya,
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi
atau tugas lain yang lebih penting,atau mendesak,
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan
bagi yang bersangkutan dan
5. Hubungan antar teman dalam
organisasi tersebut harmonis.
C.
Prinsip
Actuating
Pengarahan merupakan aspek
hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk
mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan
ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga
menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia
dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola
hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan
pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin
efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari
factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang
cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan
serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang
bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan
tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan.
Semua
ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk
memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka
menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip
kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung
jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam
melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja,
maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Cara-cara pengarahan
Pada umumnya, pimpinan menginginkan
pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka.
Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi merupakan cara pengarahan
dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan
dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan
tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai
masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi
tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya.
Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka
kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada
pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang
diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur
prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga
kerja, Dst.
2. Perintah
Perintah
merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya
untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
Jadi, perintah itu berasal dari atasan,
dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini
mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang
lain yang memiliki kedudukan sejajar
atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung
pada preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan
yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta
perintah khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima
perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis
atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama
untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih
besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang
relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah
formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan
tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah
informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan
ajakan.
Contoh
perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:
“apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara
lain”.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”,
dan sebagainya.
Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer
bersifat kurang fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.
3.
Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan
dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin
melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan
kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan
wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu
tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan perjanjian
pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang jelas
itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan.
Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui
perjanjian.
Setelah perencanaan dan
pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu
ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan
mempergunakan organisasi yang terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang
secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih
condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating
ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana
program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
sumber :
Griffin.
(2003). Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajeme
Robbins, Stephen P.(2004). Manajemen, Edisi Kesepuluh jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar