II
Perencanaan
1.
Pengertian
perencanaan
Perencanaan (planning) melibatkan pendefinisian tujuan organisasi,
penentuan strategi untuk mencapai tujuan itu, dan pengembangan rencana untuk
mengintegrasikan serta mengoordinasikan kegiatan krja mereka. Perencanaan berhubungan
dengan hasil akhir (apa) dan sarana (bagaimana). Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan
banyak tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan
dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja
sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang
manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan
perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana
untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang
terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi
pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat
mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam
perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu
proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating
adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya
rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema
untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal,
dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan,
jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya,
rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana
strategis adalah rencana umum yang berlaku diseluruh lapisan organisasi
sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari
anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka
panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan
sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah
rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di
antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan
rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines
secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya
untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang
harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel,
namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana
yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia
juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar,
mengurangi biaya, dan lain-lain.
2.
Manfaat
perencanaan
Perencanaan bertujuan untuk:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Beberapa manfaat perencanaan adalah
:
1.
Membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2.
Memungkinkan manajer memahami
keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3.
Membantu penempatan tanggung jawab
lebih tepat
4.
Memberikan cara pemberian perintah
untuk beroperasi
5.
Memudahkan dalam melakukan
koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6.
Membuat tujuan lebih khusus,
terperinci dan lebih mudah dipahami
7.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak
pasti
8.
Menghemat waktu, usaha, dan dana
Bentuk-bentuk
Perencanaan :
1.rencana global adalah berisi tentang penentuan tujuan organisasi dlm jangka panjang dan ini dipandang sbg misi suatu organisasi.
2.rencana strategis merupakan bagian dari rencana global yg lbh terperinci dimensi waktu adl jangka panjang.
3.rencana operasional merupakan penjabaran dan perencanaan strategi yaitu berupa anggaran dan prinsip-prinsip operasional.
1.rencana global adalah berisi tentang penentuan tujuan organisasi dlm jangka panjang dan ini dipandang sbg misi suatu organisasi.
2.rencana strategis merupakan bagian dari rencana global yg lbh terperinci dimensi waktu adl jangka panjang.
3.rencana operasional merupakan penjabaran dan perencanaan strategi yaitu berupa anggaran dan prinsip-prinsip operasional.
3.
Jenis perencaan dalam
organisasi
Cara yang paling populer
untuk menggambarkan rencana organisasi adalah dalam istilah secara mendalam (
strategi versus operasional), jangka waktu ( jangka pendek versus jangka
panjang ), spesifikasi ( arahan versus spesifik ), dan frekuensi penggunaan (
sekali pakai versus siaga ). Jenis – jenis rencana tersebut tidak independen. Artinya
rencana strategi biasanya bersifat jangka panjang, memberi arahan, dan
digunakan satu kali, sementara rencana operasional biasanya bersifat jangka
pendek, spesifik, dan siaga.
a.
Rencana strategi adalah rencana yang diterapkan pada organisasi
secara keseluruhan dan menetapkan tujuan keseluruhan organisasi. Rencana yang
meliputi area operasional tertentu organisasi disebut sebagai rencana
operasional. Kedua jenis rencana tersebut berbeda karena rencana strategi
bersifat luas, sedangkan rencana operasional lebih sempit.
b.
Rencana jangka panjang sebagai rencana yang mempunyai jangka waktu
lebih dari tiga tahun. Sementara rencana jangka pendek adalah yang berjangka
waktu kurang dari satu tahun. Sedangkan rencana yang berada diantara kedua
periode waktu itu disebut rencana menengah.
c.
Rencana spesifik adalah rencana yang didefinisikan secara jelas
dan tidak memberikan ruang bagi interpretasi. Rencana itu mempunyai tujuan yang
didefinisikan secara jelas, sehingga tidak ada ambiguitas dan tidak ada masalah
dengan kesalahpahaman. Sedangkan rencana arahan adalah rencana fleksibel yang
menentukan panduan umum. Rencana itu memberikan fokus tetapi tidak membatasi
manajer pada tujuan spesifik atau serangkaian tindakan.
d.
Rencana sekali pakai adalah rencana yang digunakan satu kali yang
ditujukan khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik. Sedangkan rencana
siaga adalah rencana yang terus berjalan yang memandu aktivitas yang dilakukan
berulang kali. Rencana siaga termasuk kebijakan, peraturan, dan prosedur.
Daftar pustaka :
Konopaske, Robert,
Matteson, Michael T. & Ivancevich, John M. (2007). Perilaku dan Manajemen Organisasi, Edisi Ketujuh. PT Gelora Aksara
Pratama: Erlangga.
Robbins, Stephen
P.(2004). Manajemen, Edisi Kesepuluh
jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Griffin. (2003). Pengantar
Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar