Tulisan 3
Coping
Stress
a.
Pengertian
coping
Koping
yaitu usaha untuk mengendalikan,mengurangi,atau belajar untuk mentolerir
ancaman yang menyebabkan tekanan
Cara
yang positif mengahadapi tekanan dikategorikan menjadi dua:
1.
Emotion focused coping dimana individu berusaha mengatur emosi dalam menghadapi
tekanan dan mengubah cara “merasakan”permasalahan tersebut.
2.
Problem focused coping dimana individu berusaha memodifikasi masalah yang
mengakibatkan tekanan atau sumber stress itu sendiri.Cara ini dilakukan untuk
mengubah perilaku atau merancang serangkaian baru rencana untuk menghadapi
stres
Bentuk
koping (mengendalikan) stress yang negatifdimana berusaha mengatur stresnya
dengan minum-minuman keras yang beralkohol,dengan narkoba,atau makan yang
berlebihan.
Hardiness
dibangun adalah karakteristik kepribadian yang baik untuk menangkal gangguan
penyakit yang berhubungan dengan stress..Karakteristik hardiness dibangun oleh
tiga komponen yaitu:
1.
Komitmen yaitu kecenderungan untuk melibatkan dirinya sendiri pada apapun yang
sedang dikerjakan dengan perasaan bahwa aktivitasnya penting dan bermakna
2.
Bagi orang yang gigih ,antisipasinya terhadap perubahan dipandang lebih
memberikan insentif daripada ancaman bagi keamanan dirinya
3.
Kontrol merupan salah satu penanda kepribadian gigih.Ia memiliki kendali yaitu
persepsi bahwa orang dapat mempengaruhi peristiwa yang terjadi dalam
kehidupannya
Menurut
Fieldman hal-hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi tekanan:
1.
Ubah ancaman menjadi tantangan
2.
Ubah ancaman besar menjadi ancaman kecil
3.
Ubah tujuan anda
4.
Lakukan suatu tindakan
5.
Siapkan diri sebelum stress terjadi
Jenis – jenis coping stress
Jenis-jenis stres terdiri dari beberapa macam. Stres dapat
didefenisikan sebagai,“respon adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik
individual dan proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau
kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan psikologis terhadap
seseorang”(Ivancevich dan Matteson, 1980 dalam kreitner dan kinicki, 2004).
Di tinjau
dari penyebabnya, stres dapat di bedakan ke dalam beberapa jenis berikut:
Stres
fisik
Stres yang di sebabkan karena keadaan fisik seperti karena
temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising sinar
matahari atau karena tegangan arus listrik.
Stres kimiawi
Stres
disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam, basa,
faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
Stres
mikrobiologi
Stres disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
Stres
fisiologik
Stres disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ dan lain-lain.
Stres
proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkembangan
seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
Stres
psikis dan emosional
Stres disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau
ketidak mampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan
interpersonal, sosial budaya atau faktor keagamaan (Hidayat, 2008).
Kondisi stres psikologis yang terjadi pada seorang lansia
dan berkelanjutan akan mengakibatkan depresi jika pertahanan koping seseorang
tidak kuat. Menurut penelitian di Amerika, 1 dari 20 orang di Amerika setiap
tahun mengalami depresi dan paling tidak 1 dari 5 orang pernah mengalami
depresi sepanjang kehidupan mereka. Di Indonesia kasus depresi terjadi akibat
adanya krisis ekonomi atau keuangan dan masalah pekerjaan.
Jenis –jenis coping negatif dan
positif
Terdapat beberapa strategi coping stress yang bisa dilakukan
oleh seseorang yang mengalami stress. Menurut Arthur Stone dan Jhon Neale
(dalam Benjamin, dkk, 1987) terdapat 8 (delapan) kategori strategi coping
stress, yaitu:
Direct
action (tindakan langsung)
Individu memikirkan dan mencari pemecahan permasalahannya
dan kemudian melakukan sesuatu atau bertindak untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Acceptance
(penerimaan)
Individu mampu menerima kenyataan bahwa keadaan stres
tersebut telah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindari
masalah tersebut.
Destruction
(pengacauan masalah)
Individu melibatkan diri pada aktivitas lain dan memaksakan
diri untuk memecahkan masalah lain.
Situation
redefenition (mendefenisikan ulang situasi)
Mendefenisikan situasi dengan memikirkan masalah dengan cara
yang berbeda agar situasi stres tersebut menjadi dapat diterima.
Catharsis (katarsis)
Mencari pelepasan emosi sebagai alat untuk mengurangi
ketegangan dari stres.
Relaxation
techniques (teknik relaksasi)
Merupakan cara untuk mengurangi tekanan yang dialami
individu.
Social
support (dukungan sosial)
Mencari dukungan sosial, misalnya dari teman, orang yang
dicintai, psikolog atau dari lingkungan masyarakat sekitar untuk mengurangi
stres.
Religious
strategy (strategi keagamaan)
Mencari ketenangan spiritual yang diperoleh dari teman,
orang tua atau pemuka agama. Strategi ini dapat ditempuh dengan perilaku
seperti berdoa. Berdoa diyakini dapat membuat individu mampu menghadapi
berbagai situasi yang penuh tekanan.
Menurut
Taylor (dalam Smet, 1994) ada 8 (delapan) jenis strategi coping stress, yaitu:
- Konfrontasi, yaitu sikap agresif untuk mengubah situasi
- Mencari dukungan sosial, yaitu suatu sikap untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan informasi dari orang lain.
- Merencanakan pemecahan masalah
- Kontrol diri, adalah sikap untuk mengatur perasaan
- Membuat jarak, adalah sikap untuk melepaskan diri dari situasi stress
- Penilaian kembali secara positif (possitive appraisal), yaitu suatu upaya untuk menemukan arti yang positif dari permasalahan yang dihadapi.
- Menerima tanggung jawab dalam masalah peran
- Melarikan diri/ menghindar (escape/avoidance), yaitu dengan cara makan, minum, merokok, dan memakai obat-obatan.
Strategi penanganan stres juga dapat digolongkan menjadi
mendekat (approach) atau menjauh (avoidance). Strategi mendekat (approach
strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha
untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapinya secara
langsung. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif
untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul
dalam tingkah laku untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres
(Santrock, 1998).
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu pun metode coping
stress yang dapat digunakan untuk semua situasi stres. Tidak ada strategi
coping stress yang paling berhasil. Strategi coping stress yang paling efektif
adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasi (Smet, 1994).
Keberhasilan coping stress lebih bergantung pada penggabungan strategi coping
stress yang sesuai dengan ciri-ciri masing-masing kejadian yang mengancam,
daripada mereka mencoba menemukan satu strategi coping stress yang paling
berhasil.
Daftar pustaka
Nama : Yusi Risma Nurizki
Npm : 17511691
Kelas : 2PA02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar