Tulisan 1
Penyesuaian
diri dan pertumbuhan
a.
Pengertian dan konsep penyesuaian
diri
Menurut kartono (2000), penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan lingkungannya, sehingga
rasa permusuhan, kemarahan, depresi dan emosi negative lain sebagai respon
pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis. Penyesuaian diri
juga dapat diartikan sebagai penguasaan yaitu, memiliki kemampuan untuk membuat
rencana dan mengorganisir respon-respon sedemikian rupa sehingga dapat
menanggapi segala macam konflik, kesulitan masalah hidup dan frustasi-frustasi
dengan cara efisien
Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung sepanjang
hayat. Dengan demikian penyesuaian diri yang efektif dapat diukur dari seberapa
baik individu dalam menghadapi dan mengatasi kondisi yang senantiasa berubah.
Haber dan Runyon (1984), mengusulkan beberapa karakteristik
penyesuaian diri yang efektif:
- Persepsi yang tepat terhadap realita: mampu mengenali konsekuensi dari tindakan dan mengarahkan perilaku yang sesuai, mampu menyusun dan memodifikasi tujuan yang realistic dan berusahan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Mampu menghadapi dan mengatasi stress dan kecemasan.
- Memiliki gambaran diri (self image) yang positif: menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengharagai kekuatan yang dimiliki dan menerima kelemahan dengan cara yang positif.
- Mampu mengekspresikan perasaan secara terkendali. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan nuansa emosi dan perasaan sehingga memungkinkan untuk membangun dan memilihara hubungan interpersonal yang penuh makna.
- Memiliki hubungan interpersonal yang baik: mampu membina keakraban dalam hubungan sosialnya, nyaman berinteraksi dengan lingkungan menghargai dan dihargai orang lain.
Penyesuaian diri dalam bahasa
aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders
berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai
usaha penguasaan (mastery).
Pada mulanya penyesuaian diri
diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya
lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau
biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah
dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri
diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu
norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat
lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan
bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu
mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial,
maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah
bahwapenyesuaian diridimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu
kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara
tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.
b.
Pertumbuhan
personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa
pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.
Konsep
yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
1.
Penekanan pertumbuhan
Penyesuain
diri dan pertumbuhan pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga
diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau
keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.Secara umum
konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan
dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan
kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun
bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka
keseluruhan.
2.
Variasi
dalam
Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak
semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan
usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat
rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan
penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
3.
Kondisi-Kondisi
untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani seperti pembawa atau konstitusi
fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya
secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi
jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana
individu dapat menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang
memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1.
Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari
kenyataan.
2.
Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3.
Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang
lain.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor biologis :
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang,
kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor geografis :
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal
seseorang.
3. Faktor budaya :
Tidak di pungkiri
kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan
berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama
juga.
Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting
berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi.
Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan
personal seseorang juga akan berjalan baik.
Daftar Pustaka :
Semium, yustinus.2006.kesehatan mental
1.kanisius:Jakarta
Christensen.j.paula.2009.proses
keperawatan.buku kedokteran EGC : Jakarta
http://www.psychologymania.com/2012/02/penyesuaian-diri-dan-kesehatan-mental.html
Nama : Yusi Risma Nurizki
Npm : 17511691
Kelas : 2PA02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar